Alhamdulillah, adalah kata yang
nampaknya harus selalu saya jaga. Ia tak sekedar selantunan pujian kepada Allah
yang esa, namun sebenarnya setiap saya hembuskan pujian itu menjelang pagi, yang
terbayang adalah masa lalu dan masa kini yang datang dalam satu pintu. Diriku seperti
diajak bermeditasi sejenak, menengok jendela masa lalu dan memasuki pintu kemujuran
yang sedang saya jalani saat ini. Masa lalu
yang pernah saya alami dalam keprihatinan yang teramat, dan saya pendam
sendiri. Masa dimana saya terkadang harus mencukupkan sepiring nasi untuk
mencukupi energi seharian. Masa dimana saya harus menelan ludah ketika
kawan-kawan lain dapat merasakan lezatnya aneka masakan warung. Masa dimana
saya harus mengumpulkan satu-persatu keringat hanya untuk membayar SPP kuliah. Itulah
masa yang mengharuskan saya untuk menukarkan sebagaian waktu, pikiran, dan
fisik saya demi berputarnya kuliah saya.
Tapi itu semua tidak pernah saya
sesali walaupun disaat kondisi itu tentu saja ada pikiran-pikiran nakal yang
seringkali datang menyelinap, mengajakku untuk berbuat liar. Kadang pun saya
mempertanyakan keadilan Tuhan di kala saya hampir putus asa, mengadukan
kesengsaraan yang hampir tidak dapat saya tanggung. Iri terhadap keberhasilan
kawan-kawan lain yang telah melesat jauh dalam hal kemapanan finansial. Mungkin
pada titik itu, keputusasaan saya waktu itu di kemudian hari dijawab Allah SWT
dengan mengirimkan jawabannya pada saat-saat ini. Maha suci Allah, satu persatu
permohonanku mulai terkabul. Saya berhasil menembus dunia kerja di sebuah
perusahaan kontraktor pertambangan bonafid incaran kawan-kawan kuliah dulu. Terus
terang saja, membayangkannya saja aku tak pernah. Sekedar iseng-iseng daftar,
mengikuti alur tes, dan berdo’a pun masih dalam takaran wajar.
Ya,,, Allah telah memberikan
hadiah yang lebih dari yang kubayangkan, tak hanya diloloskannya di perusahaan
itu, namun juga aku dilimpahi anugerah sebuah posisi yang juga diluar imajinasi
saya. Bahkan diluar kemampuan jalur akademik perkuliahan yang saya tempuh.
Alhamdulillah ya Allah, Sedoyo puji lan syukur dumateng panjenengan duh Gusti...
Dan diatas syukurku itu, sebenarnya
aku masih tetap menyimpan harap, Allah akan tetap bermurah hati membuka pintu
anugerahnya yang lain, hal yang paling besar dalam hidupku kelak, mempertemukanku
dengan wanita sholihah. Wanita yang selalu aku idamkan untuk kelak hidup dan
berjuang bersama, merangkai cita-cita dan berumah tangga dan menurunkan generasi sholeh-shalihah,,,Amin ya Rabbal alamin...